Inovasi
Hipertensi dan DM tipe 2 masih menjadi dua penyakit kronis terbanyak yang diderita oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Menurut data WHO (2018), di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% mengidap penyakit hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025 (Pratama, 2016). Diperkirakan setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. Sebanyak kurang lebih 60% penderita hipertensi berada di negara berkembang, termasuk Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 31,7% yang berarti hampir 1 dari 3 penduduk usia dari 18 tahun keatas menderita hipertensi. Menurut data yang telah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan, hipertensi dan penyakit jantung lain meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, dimana hipertensi menjadi penyebab kematian kedua setelah stroke.
Prevalensi global DM tipe 2 di orang dewasa berusia 18-99 tahun naik dari 8.4% di tahun 2017 dan diprediksikan naik menjadi 9.9% di tahun 2045. Perubahan ini disebabkan oleh urbanisasi yang sangat cepat dan perubahan gaya hidup yang drastis dan tidak sehat (Cho et al., 2018). Indonesia sendiri berada di peringkat ke 7 dari 10 negara dengan jumlah penderita 10.7 juta jiwa (IDF, 2019). Prevalensi DM tipe 2 di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya. Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi diabetes pada penduduk dewasa di Indonesia sebesar 6.9% pada tahun 2013, meningkat menjadi 8.5% pada tahun 2018 (Riskesdas, 2019). Disamping itu hasil MCU PT. ASKES tahun 2008-2009 yang dilakukan kepada ±1 juta peserta, dideteksi 4% peserta beresiko tinggi menyandang DM tipe 2 (BPJS, 2014).
Dalam pengelolaan dua penyakit tersebut, dokter, perawat, ahli gizi serta tenaga kesehatan lain, peran pasien dan keluarga menjadi sangat penting. Edukasi kepada pasien dan keluarga untuk memahami lebih jauh tentang penyakit hipertensi dan diabetes, pencegahan dan penatalaksanaan akan sangat membantu meningkatkan kemandirian mereka. Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Peran puskesmas sebagai salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) sangat penting dan dibutuhkan dalam menangani tingginya prevalensi penyakit kronis terutama hipertensi dan diabetes di Indonesia. Pelaksanaan Prolanis di puskesmas diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup pasien dan menurunkan risiko komplikasi.
JL.Raya Timur KM.15,BANARAN,SAMBUNGMACAN
(0351) 671294
sambungmacan2@gmail.com
Copyright © Dinas Kesehatan Kab. Sragen. All Rights Reserved.